OKU Timur, SP – Dari sebuah ruang kelas sederhana di SMP Negeri 2 Semendawai Timur, dua siswi, Ketut Ayu Cantika dan Wayan Angel Helena Putri Rusadi, melahirkan gagasan riset yang kini menembus panggung nasional.
Bersama guru pembimbing mereka, I Gede Mudita Edi Putra, S.Pd., keduanya lolos ke final Kompetisi Riset Siswa Indonesia (KREASI) 2025.
Dengan karya berjudul: “Rambusa Tea: Eksplorasi Potensi Daun Rambusa dalam Inovasi Teh Celup sebagai Solusi Preventif D¹abetes.”
Ide sederhana itu lahir dari keresahan melihat banyak warga desa bergulat dengan d¹abetes.
Tanaman rambusa yang sering d¹anggap liar mereka teliti, d¹olah, hingga menjadi teh celup dengan potensi kesehatan.
Dari desa kecil di Semendawai Timur, Ayu dan Helena kini bersiap berangkat ke Jakarta untuk mengikuti final KREASI pada 8 November 2025.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan OKU Timur, Wakimin, S.Pd., MM., menyebut karya ini sebagai wujud nyata pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
“Rambusa Tea membuktikan bahwa anak-anak kita tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga peka terhadap problem nyata di sekitar mereka,” ujarnya, Sabtu (4/10/2025).
Sementara itu, Edi Subandi, S.E,MM., Kabid Pembinaan Dikdas, menilai capaian ini sebagai momentum penting.
“Riset Rambusa Tea adalah titik awal tumbuhnya budaya riset di tingkat SMP. Anak-anak kita sudah mampu melihat potensi lokal dengan cara ilmiah. Ini adalah tonggak bagi lahirnya generasi peneliti muda dari OKU Timur,” katanya.
Kepala SMP Negeri 2 Semendawai Timur, Kadek Anggraeni, S.Pd., juga menyampaikan kebanggaan mendalam.
“Dari sekolah kecil, anak-anak kami berhasil menembus tingkat nasional. Mereka bukti bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk melahirkan prestasi besar,” ucapnya.
Kini, Ayu dan Helena menjadi teladan bagi teman-temannya. Dari dedaunan rambusa yang dulu terabaikan, tumbuh sebuah inspirasi besar.
Bahwa ilmu pengetahuan lahir dari kepekaan hati, dan mimpi anak-anak desa pun bisa terbang tinggi hingga ke panggung nasional. (Red)