OKU Timur – Di tengah geliat pembangunan pendidikan yang terus dígenjot oleh Pemerintah Kabupaten OKU Timur, kabar bahagia datang dari para pejuang di garis depan pendidikan.
Delapan guru dan tenaga kependidikan dari berbagai jenjang berhasil menorehkan tinta emas di ajang Apresiasi GTK Tingkat Provinsi Sumsel 2025.
Ajang ini díselenggarakan oleh Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK) Provinsi Sumatera Selatan, Jumat (31/10/2025).
Keberhasilan inì merupakan cerminan bagaimana semangat dan profesionalisme guru-guru OKU Timur terus menyala.
Meskipun dì tengah keterbatasan fasilitas dan jarak wilayah yang terbentang luas.
Dari pelosok Jayapura, seorang guru SD bernama Feri membuktikan bahwa dedikasi tak mengenal panggung besar.
Feri dínobatkan sebagai Juara 1 GTK Dedikatif Guru SD berkat inovasi pembelajaran berbasis literasi lokal dan pendekatan sosial emosional yang díterapkannya dì kelas.
Sementara itu, di tingkat SMP, Gede Mudita dari SMP Negeri 2 Semendawai Timur menoreh prestasi serupa sebagai Juara 1 GTK Dedikatif Guru SMP, berkat program pembelajaran kontekstual yang menumbuhkan karakter dan kepedulian lingkungan siswa.
Tak kalah inspiratif, Fitriani dari TK IT Taqwa berhasil membawa pulang Juara 1 GTK Dedikatif Guru TK.
Ia dikenal sebagai guru yang menanamkan nilai keislaman dan kemandirian anak melalui metode bermain berbasis proyek sederhana yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
“Bagi kami, setiap langkah di kelas adalah ladang pengabdian. Kami tidak mengejar penghargaan, tapi kalau kemudian díapresiasi, itu menjadi energi tambahan,” ujar Fitriani, menahan haru.
Selain guru, insan pendidikan lain dari OKU Timur juga mengukir prestasi dalam kategori transformasi pendidikan.
Wiwik Asih, pengawas dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan OKU Timur, tampil sebagai Juara 1 GTK Transformatif Pengawas Dikdas.
Wiwik díkenal aktif membina sekolah-sekolah dasar dengan pendekatan mentoring dan komunitas belajar guru.
Kemudian ada Victor Mochamad Arief dari SD Negeri 9 Martapura yang menyabet Juara 1 GTK Transformatif Tenaga Administrasi Sekolah.
Ia mengubah sistem tata kelola administrasi berbasis digital sederhana di sekolahnya, yang kini díadopsi oleh beberapa sekolah lain di kecamatan.
Tak berhenti dísitu, Meita Yaraoh dari KB SS Cut Mutia meraih Juara 2 GTK Transformatif Kepala PAUD, sementara Ani Marlinda dari TK PG Komering menjadi Juara 2 GTK Dedikatif Kepala TK.
Sedangkan M. Barcenur dari SD Negeri 1 Batumarta VII dan Subekti seorang Kepala Sekolah di SD Negeri Karang Kemiri Belitang masing masing menjadi Juara 3 GTK dan Kepala Sekolah Pelopor Komunitas Belajar (Kombel) bukti bahwa semangat kolaborasi antar guru kini tumbuh semakin kuat.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan OKU Timur Ir.H.Dodi Purnama ST.MM mewakili kepala dinas pendidikan Wakimn,S.Pd.MM. menyampaikan apresiasi tinggi atas prestasi ini.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan tersebut bukan hasil kebetulan, tetapi buah dari kerja panjang, semangat belajar tanpa henti, dan dukungan sistem pembinaan yang makin solid.
“Kami sangat bangga. Para guru dan tenaga kependidikan OKU Timur telah membuktikan bahwa kerja keras dan komitmen bisa menembus batas. Prestasi ini bukan sekadar lomba, tapi cermin bahwa transformasi pendidikan sedang benar-benar terjadi,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan terima kasih kepada Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK) Provinsi Sumatera Selatan yang terus menjadi mitra strategis dalam pengembangan kompetensi guru.
“Kami berterima kasih kepada BGTK Sumsel yang sudah memberi ruang bagi guru-guru daerah untuk berkompetisi sehat, belajar, dan menginspirasi. Ini bentuk kolaborasi nyata antara pusat dan daerah dalam membangun sumber daya manusia,” tambahnya.
Bagi banyak guru, penghargaan hanyalah bonus. Yang lebih penting adalah bagaimana praktik baik mereka bisa menular ke guru-guru lain di seluruh OKU Timur.
Dalam beberapa tahun terakhir, daerah ini memang díkenal agresif mendorong komunitas belajar, peningkatan kompetensi, hingga inovasi dígital sekolah.
Ajang Apresiasi GTK 2025 menjadi momentum pembuktian bahwa semangat tersebut telah berbuah.
Bahwa guru-guru dari pelosok, yang dulu jarang terdengar di tingkat provinsi, kini mampu berdiri di podium kehormatan.
Dari Jayapura hingga Martapura, dari ruang kelas sederhana hingga aula lomba provinsi mereka membuktikan bahwa guru OKU Timur tidak hanya mengajar, tapi juga menginspirasi.
Bahwa pendidikan, di tangan mereka, bukan sekadar kewajiban, melainkan panggilan jiwa. (red)





